Penulis : Muhammad Daniel Rigan
Editor : MS. Pelu, Hamin Malaka
Orang bijak, orang bodoh, orang pintar memiliki perbedaan berpikir padahal pikiranya itu bersumber dari otak yang sama dan akal yang sama, tidak ada sumber yang lain.
Doa dan Fitnah juga bersumber dari satu hati yang sama. Saya sederhanakan begini;
ada satu wajan yang anda sering pakai untuk memasak makanan sehat lalu anda sajikan kepada orang lain tetapi di waktu yang berbeda wajan yang sama anda pakai untuk menyajikan makanan yang haram kepada orang lain.
Wajan anda itu adalah hati anda karena sajian makanan itu diolah diwajan itu, yang menjadi doa itu yang sehat dan yang menjadi fitnah adalah yang haram.
Pertanyaanya, kenapa di dalam satu bilik hati bisa ada dua sumber yang berbeda?, ada fitnah yang dapat menyakiti orang lain, dan juga ada doa kita bisa berdoa dan berzikir.
Pernahkah anda merenungkan ini karena bisa saja tanpa kita sadari dalam satu hari kita kerjakan tiga hal siang shollat, malam kita zikir tapi pagi kita fitnah, lalu itu bersumber dari satu bilik hati yang sama lalu siapakah yang ada dalam ruangan hatimu?, Tuannya ini siapa yang tinggal di dalam hatimu kok bisa jika yang suci maka tidak bisa menyajikan yang haram.
Berati kalau bukan yang suci di dalam hatimu lalu siapa dia?, tentunya si jahat. Artinya si jahat inipun bisa mengontrak bilik rumah kita untuk menyajikan makanan bagimu. Dan dia bisa shollat, dia bisa zikir, dan dia bisa fitnah.
Karena yang suci tidak bisa melakukan tiga hal itu ketika dia tinggal di bilik hatimu, dia lemah lembut, penuh cinta, penuh damai, berpikir positif mendoakan orang lain, memiliki kasih sayang doa, dan zikirnya di berikan kepada orang lain dan tidak bersahabat dengan kejahatan, kenajisan, apalagi fitnah.
Jadi tubuh manusia itu saya samakan dengan sebuah rumah, lalu di dalam rumah ini ada kamar kamar, tetapi anda memiliki satu kamar privasi yaitu hati.
Tapi anda bisa juga memberikanya kepada orang asing jika anda mengizinkannya, maka satu hari anda bisa muncul dalam tiga wujud bahkan lebih seperti yang saya sebutkan di atas.
Karena si jahat ini selalu merubah wujud anda, lalu dia akan merusak kamar kamar yang lain, lalu selanjutnya menguasai rumahmu.
Jika sebuah rumah telah di kuasai orang lain maka Sang pemilik akan menagihmu di akhir hidupmu nanti. Ketika waktu itu tiba, rumah yang di percayakan kepadamu begitu indah, mewah, dan mulia anda berikan kepada orang asing, maka anda menjadi tawanan orang asing itu.
Ini hanya sebuah cerita ringan dan hanya untuk sebuah renungan hidup. semoga berkah.
Jadi bagiku tidak ada yang lebih hebat dari hati yang gembira karena itu adalah obat bagi semangat yang patah, kecewa, sakit hati, dengki, dan iri hati.***