banner 728x250

Ormas dan LSM Pertanyakan Stabilitas Pasokan Listrik Manfaat Energi PLTG MPP Nias

Yulianto, selaku manajemen PLTG MPP Nias, menjelaskan kepada sejumlah pimpinan organisasi masyarakat bahwa PLTG berkapasitas 25 MW ini hanya beroperasi selama 3,5 jam per hari, yaitu pada pagi dan sore hari saat beban puncak terjadi.

banner 120x600
banner 468x60

Gunungsitoli, detikviral.com – Sejumlah orang dari berbagai organisasi masyarakat (Ormas), organisasi kepemudaan (OKP), dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) Nias yang terletak di Kecamatan Gunungsitoli Idanoi pada, Kamis (8/8/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi operasional dan teknis dari PLTG MPP Nias, yang merupakan salah satu fasilitas penting dalam penyediaan listrik di kawasan tersebut.

banner 325x300

Beberapa pimpinan Ormas, OKP, dan LSM yang turut hadir dalam kunjungan ini antara lain Ketua LSM Gempur Kepulauan Nias, Fatiziduhu Zai; Ketua DPC PPN Kota Gunungsitoli, Nota Ziliwu; Ketua Projo Nias, Darwis Zendrato; serta sejumlah wartawan.

Pada kesempatan tersebut, Yulianto, selaku manajemen PLTG MPP Nias, menjelaskan kepada sejumlah pimpinan organisasi masyarakat bahwa PLTG berkapasitas 25 MW ini hanya beroperasi selama 3,5 jam per hari, yaitu pada pagi dan sore hari saat beban puncak terjadi.

“PLTG ini beroperasi pada saat beban puncak, yaitu pada pagi dan sore hari,” jelasnya.

Yulianto mengungkapkan bahwa pemakaian energi listrik yang dihasilkan oleh PLTG ini hanya mencapai 7 MW dari total kapasitas 25 MW yang tersedia.

Namun, ketika dikonfirmasi mengenai pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) setiap harinya, Yulianto menjelaskan bahwa pemakaian BBM mencapai 15.000 liter untuk menghasilkan energi sebesar 7 MW.

“Energi yang terpakai sebesar 7 MW setiap hari. Untuk mencapai angka tersebut, PLTG membutuhkan BBM jenis B0 sebanyak 15 KL,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua LSM Gempur Kepulauan Nias, Fatiziduhu Zai, menyatakan keraguannya terhadap komitmen dan pelayanan PLN di Kepulauan Nias.

Menurutnya, dengan cadangan energi sebesar 25 MW dari PLTG, seharusnya pasokan listrik dapat terjamin stabil tanpa harus mengalami pemadaman yang tidak teratur setiap hari.

“Seharusnya, dengan kelebihan energi listrik dari PLTG ini, tidak ada lagi pemadaman. Kecuali jika terjadi gangguan jaringan. Namun, masyarakat hampir setiap hari mengeluhkan pemadaman listrik,” tegasnya.

Fatiziduhu Zai juga mempertanyakan, jika benar ada surplus energi listrik, mengapa tidak dilakukan ekspansi untuk menjangkau seluruh desa di Pulau Nias yang masih belum teraliri listrik. Dengan demikian, tidak ada lagi masyarakat yang tidak dapat menikmati listrik.

Berdasarkan pantauan di lapangan, rombongan pimpinan Ormas, OKP, dan LSM sempat terjadi perdebatan dengan pihak keamanan, karena adanya larangan membawa telepon seluler ke dalam area MPP Nias.

Pihak keamanan menegaskan bahwa larangan tersebut diterapkan demi menjaga keamanan dan privasi operasional di dalam area fasilitas.

Setelah melalui negosiasi antara pimpinan rombongan dan manajemen PLTG MPP Nias, akhirnya diperoleh kesepakatan untuk mengizinkan rombongan masuk ke dalam area fasilitas, meski dengan tetap membawa telepon seluler.

Kunjungan ini berlangsung selama beberapa jam, di mana para pimpinan Ormas, OKP, dan LSM mendapatkan penjelasan mengenai proses kerja PLTG MPP Nias serta tantangan-tantangan teknis yang dihadapi dalam operasional sehari-hari.

Mereka juga berkesempatan untuk berdialog langsung dengan manajemen PLTG terkait peran PLTG MPP Nias dalam mendukung kebutuhan listrik di Pulau Nias.* (Sabar)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *