banner 728x250
BUDAYA  

Melestarikan Tradisi Adat Kampung Kranggan, Pemerintah Kecamatan Jatisampurna Gelar Budaya dan Sedekah Bumi

"Kita wajib bersyukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan langit dan bumi. Dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima. Seperti yang kita lakukan ini babaritan adalah bagian dari syarat bersyukur atas nikmat yang Allah berikan melalui alam," kata Olot Kisan kepada detikviral.com, Jumat (04/10) disela-sela acara.

banner 120x600
banner 468x60

Bekasi, detikviral.com – Pemerintah Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, melaksanakan kegiatan Gelar Budaya dan Babaritan (Sedekah Bumi) dihalaman kantor kecamatan pada, Jumat, 04 Oktober 2024.

Menurut Camat Jatisampurna, Nata Wirya, SH, kegiatan ini terlaksana berkat dukungan donatur dan partisipasi warga masyarakat yang mencintai tradisi adat dan budaya kampung Kranggan.

banner 325x300

Kendati kehidupan ini sudah berada di era moderen. Namun, tradisi adat dan budaya lokal tidak boleh hilang oleh hingar bingarnya budaya asing.

Gelar budaya dan tradisi adat ini juga di meriahkan dengan pagelaran wayang golek menampilkan Ki Dalang A. Oleh Endang Setia.

Ritual babaritan yang dipimpin langsung oleh Olot Kisan sesepuh kampung adat Kranggan ini dihadiri unsur Muspika Jatisampurna. Tampak hadir perwakilan dari Polsek Jatisampurna, Koramil, serta para Lurah wilayah setempat dan masyarakat umum juga terlihat antusias mengikuti kegiatan ini hingga tuntas.

Sesepuh kampung adat Kranggan, Olot Kisan saat diwawancarai detikviral.com terkait makna dari babaritan atau sedekah bumi ini mengatakan, bahwa babaritan ini sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan yang Allah berikan kepada manusia.

“Kita wajib bersyukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan langit dan bumi. Dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima. Seperti yang kita lakukan ini babaritan adalah bagian dari syarat bersyukur atas nikmat yang Allah berikan melalui alam,” kata Olot Kisan kepada detikviral.com, Jumat (04/10) disela-sela acara.

Kegiatan tradisi adat ini, lanjut Olot Kisan, diadakan tiga kali dalam setahun, yakni pada bulan Sura, Apid dan Maulud.

“Alhamdulillah, Kranggan ini di pimpin oleh saya selama 25 tahun meneruskan amanah dari orangtua, para leluhur. Saya keturunan yang kesembilan, Alhamdulillah berkah. Dengan kepemimpinan saya di kampung Kranggan semua pemuda saya bina dan tata semua agar mengerti dan paham apa dan bagaimana melestarikan tradisi adat dan budaya kita kampung Kranggan,” ujarnya.

Ungkapan senada juga disampaikan Camat Jatisampurna, Nata Wirya, SH. Kepada detikviral.com ia mengatakan, gelar budaya dan tradisi babaritan atau sedekah bumi ini sebagai bentuk rasa syukur atas Nikmat yang Allah berikan melalui hasil alam.

“Hikmah dari kegiatan ini kami ingin sampaikan khususnya kepada kaum milenial yang barangkali masih awam terhadap tradisi adat dan budaya. Bahwa, kegiatan ini merupakan bentuk dari rasa syukur kita terhadap Allah melalui alam yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita. Setiap saat kita berdiri menginjak bumi dengan segala nikmatnya, maka sepantasnya kita bersyukur dan membalas kebaikan bumi dengan babaritan atau sedekah bumi,” kata Nata Wirya kepada detikviral.com, dilokasi acara.

Sama halnya yang disampaikan Kolot Kisan dan Nata Wirya. Lurah Jatisampurna, Cecep Karta Wirya juga mengungkapkan hal yang sama terkait makna babaritan atau sedekah bumi.

“Makna dari babaritan ini, kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan melalui hasil bumi dan kekayaan alam. Sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.* (Bachtiar)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *